Senin, 05 September 2016

Lawang Sewu Semarang

Lawang Sewu adalah bangunan-bangunan bersejarah milik pemerintahan kolonial Belanda. Tepatnya pada tanggal 27 Februari tahun 1904 bangunan ini diresmikan dan berubah menjadi markas kereta kereta api swasta NIS.



Sejarah gedung Lawang Sewu Semarang
Bangunan-bangunan peninggalan Belanda disebut oleh masyarakat setempat dengan nama Lawang Sewu (seribu pintu), karena orang-orang Jawa dalam memberikan nama untuk sesuatu yang banyak dengan satu panggilan, Sewu. Namun, fakta pintu di Lawang Sewu adalah tidak sama dengan nama yang memiliki seribu pintu, hanya ratusan. Justru bangunan memiliki jendela yang tinggi dan panjang lebar oleh masyarakat sekitar dianggap pintu.

Lawang Sewu bangunan tampak megah yang memiliki dua lantai dan ada kehadiran di pusat kota. Setelah kemerdekaan, Lawang Sewu digunakan untuk kantor Departemen kereta api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang berganti nama menjadi PT Kereta Api Indonesia.

Selama perjuangan, gedung Lawang Sewu diam saksi sejarah perjalanan lima hari dari Semarang, pada tanggal 14 Oktober hingga 19 Oktober 1945. Selain itu, Lawang Sewu telah digunakan sebagai kantor nasional infrastruktur daerah militer komando (Komando daerah militer IV / Diponegoro) dan juga digunakan sebagai kantor wilayah (Kanwil Departemen Perhubungan) Kementerian transportasi Jawa Tengah.

Bangunan tua juga menjadi bukti sejarah berat pertempuran antara pemuda Daridarconis (kereta generasi muda) terhadap Kempeitai dan Kidobutai, Jepang. Oleh karena itu, pemerintah kota Semarang dengan Walikota keputusan nomor. 650/50/1992, masukkan gedung Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno di kota bersejarah Semarang yang harus dilindungi keberadaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar